GENERASI muda penggemar music dewasa ini acap disebut “generasi
Mp3”. Teknologi kompresi music digital serta pengembangan peranti music mobile
kini memungkinkan penggemar music mendengarkan lagu-lagu favoritnya di mana
saja. Berkas music digital berukuran kecil dapat didengar melalui peranti music
digital berukuran lebih kecil dari telapak tangan.
Adapun music
didengar memanfaatkan aksesori berupa earphones atau headphones.
Oleh karena itu, di tempat-tempat keramaian anak muda, dengan mudah ditemui
mereka sedang mengangguk-anggukkan kepala menikmati dentuman music dari peranti
digitalnya. Sungguh menyenangkan.
Namun, barangkali
yang tidak banyak diketahui adalah bahaya mendengarkan music terlalu keras
melalui earphones. Journal of the American Medical Assocation melaporkan
dua tahun silam bahwa satu dari lima remaja di AS, atau sekitar 6,5 juta orang,
menderita kehilangan pendengaran tertentu. Jumlah tersebut 30 persen lebih
tinggi dibandingkan angka tahun 1980-an dan 1990-an.
Seperti dilaporkan
CBS, para ahli sebenarnya berharap kampanye tentang bahaya mendengarkan music
terlalu keras dapat menurunkan angka gangguan kehilangan pendengaran. Namun,
studi yang dilakukan terhadap 3.000 anak usia 12-19 tahun tersebut menyatakan sebaliknya.
Lebih lanjut
disebutkan, tidak dapat dipastikan apakah mendengarkan music menggunakan headphones
jenis “earbuds/head seat” (yang dimasukkan ke dalam telingga) yang menjadi
penyebab. Yang jelas, menurut seorang peneliti, remaja sekarang mendengarkan
music dua kali lebih lama dibandingkan pendahulunya, dan dengan volume suara
yang lebih keras.
Agar terhindar
dari gangguan kehilangan pendengaran, atau sekurangnya mengurangi risiko yang
tidak diinginkan, beberapa hal berikut ini patut diperhatikan.
Jangan terlalu
lama mendengarkan music dengan earphones. lebih baik mendengarkan music
menggunakan perangkat stereo dan loudspeaker.
Hindari memutar
music dengan volume terlalu keras. Menggunakan earphones di tempat
ramai, misalnya saat menunggu bus di pinggir jalan atau sambil bermotor di
tengah lalu lintas yang macet, cenderung mendorong pengguna mengeraskan volume
music untuk mengimbangi keriuhan suasana sekitar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar